happy reading, :))


Sabtu, 28 Agustus 2010

Pangeran terbaik untuk Putri terbaik

hanya u/ saling mengingatkan ..

***

Semakin kita dewasa, semakin banyak macam orang yang kita temui.
Tidaklah mustahil jika suatu ketika ada satu laki-laki datang kepada kita, untuk mengikat kita, tapi bukan sebagai istri.
Pacar, HTS-an, menge-take kita, atau apapun itu.

Jika kamu pikir dia adalah laki-laki yang saleh, ketahuilah bahwa orang saleh tidak akan mendahului ketentuan Allah, untuk mencoba-coba berpasangan, sebelum ia bertemu dengan jodohnya.
Sebelum ia betul-betul berpasangan dengan seorang perempuan, di atas janji suci, di hadapan Allah.

Jika kamu pikir dia adalah laki-laki yang baik, ketahuilah bahwa orang yang baik tidak akan menodaimu, dengan zina yang ia torehkan kepadamu.
Orang yang baik pasti tidak akan membiarkan dirimu berhubungan dengannya, agar kamu tetap mempunyai hati yang bersih.

Jika kamu pikir dia adalah laki-laki yang dewasa, ketahuilah bahwa orang dewasa adalah orang yang berani bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
Orang yang bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan, tidak hanya kepada dirinya dan dirimu saja.
Tapi juga kepada Allah Azza wa Jalla.

Jika kamu pikir dia adalah laki-laki yang pengertian, ketahuilah bahwa orang yang pengertian seharusnya terlebih dulu mengerti akan kedudukannya sebagai makhluk Allah.
Bahwa kewajibannya untuk mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, bahkan tidak mendekati apa yang menurutnya syubhat, ya, seperti menjalin hubungan denganmu itu.


Sulit untuk istiqamah, sulit untuk menghindari itu semua.
Tapi semua ini akan kita nikmati dengan indah, apabila kita tetap ingat bahwa Allah satu-satunya kekasih kita.

***

tetap istiqamah dan senantiasa berdoa memohon pd Allah, karena pangeran terbaik hanya diperuntukkan bagi putri terbaik :)

from Ulfaah ألفه's note- written by: Hamida Amalia




Kamis, 26 Agustus 2010

The kind duck and The poor frog



      One beautiful summer's day, a duck decided to go to the river for a picnic. She took a lot of food with her, and was really looking forward to eating it. She sit down on the river bank and spread the food out in front of her.
    "You're not going to eat all that food yourself, are you?" said a small voice.
    She look up and saw a frog sitting at the water's edge.
    "Please give me some of it. I am very poor and hungry," pleaded the frog wiping a tear from his eye. She gave him a sandwich. To her surprise he did not eat it, but simply put it on the ground beside him.
    "Won't you give me something else? After all, my need is greater than yours."
    Bit by bit, the kind-hearted duck handed over most of her food: cakes and biscuits, apples and sweets. Soon, the frog had a huge pile of food next to him. With an effort he picked it all up, put it on his back, and started to swim away across the river. But the food was so heavy that he sank like a stone, and the duck never saw him again..
_________________________________________________________
ini narrative text dari lks b.inggris yang dibahas di science3 tadi.
buat gue, ceritanya menarik banget karena kita dapat mengambil pesan moral yang mungkin terlihat amat sederhana, tetapi ternyata bisa membawa dampak hal yang luar biasa.
1. Don't be a greedy person
2. Don't be afraid to say "no"
dalam kasus diatas, -udah jelas- si kodok itu begitu tamak ingin memiliki semua makanan hingga membawa konsekuensi logis akan suatu akibat buruk dari tindakan buruknya tsb. hal yang tragis disini adalah, (di luar faktor ketamakannya), si kodok tewas tenggelam juga dikarenakan oleh kebaikan hati si bebek. keengganan atau ke-tidaktegaan si bebek untuk menolak permintaan kodok..
sebuah kata "tidak", meungkin saja dapat mengubah sesuatu menjadi baik. 
sebuah kata "tidak", boleh jadi membawa kebenaran dan kebaikan.
sebuah kata "tidak", ternyata memiliki arti lebih dari yang kita bayangkan..

Senin, 23 Agustus 2010

Kala Bercermin: Zzz!

Kejadian 1:
A : “Ih, pola pikir kamu tuh kok kayak cowok ya?”
Aku : “Eh..? Kenapa bisa bilang gitu?”
A : “Iya. Salah satunya, kalo orang lagi curhat, ujung-ujungnya kamu selalu ke solusi. Padahal kan gak semua berharap cari solusi.”
Aku : *Garuk kepala* “Emm..bukannya emang seharusnya begitu ya?”
A : “Bukan. Beda aja sama cewek kebanyakan. Biasanya kan kalo cewek kan lagi curhat-curhatan sebenernya cuma buat ketenangan psikologis aja. Gak harus berujung ke solusi. Misalnya, cari ketenangan sambil dibilangin sabar.”
Aku : “Emm.. bukannya itu juga udah ya tadi?”
A : “Eh, iya sih.. hehe”
Aku  : *Zzz…!*

Kejadian 2:
B : “Ih, kamu tuh ya.. ke kondangan begini kenapa tetep pake sepatu kucing [baca: kets] begini?”
Aku : “Hah? Emangnya gak boleh ya? Kan gak ada tatib-nya juga ke kondangan mesti pake sepatu apa! Lagian ini kan keren”
B : “Terserah deh! Tapi itu kenapa mesti bawa-bawa ransel deh?”
Aku : “Yah, jadi aku salah kostum nih jadinya?”
B : “Dasar cewek aneh..!”
Aku : *Zzz…!*

Kejadian 3:
C : “Haha.. dasar Ranma ½..!”
Aku  : “Heh? Maksudnya?”
C : “Iya. Di dapur kayak koki, pas bermotor kayak pembalap.”
Aku : “Lah, Khaulah binti Tsalabah dan Nusaibah binti Ka’ab bukannya gitu juga ya?”
C : “Yah. Cewek langka. Patut dilestarikan dan ditaro di cagar alam nih kayaknya!”
Aku : *Zzz…!*

Kejadian 4:
Mr.D : “Tolong ya itu semua akhwat dianterin pulang satu-satu sampai ke rumahnya?”
Aku : “Hemm…kenapa harus aku? Emang gak pada bisa pulang sendiri ya?”
Mr.D : “Inget dong, mereka kan akhwat semua. Kasihan kalo gak ada yang nganterin sampai rumah. Takut kemaleman.”
Aku : “Terus nanti siapa yang nganterin aku? Aku kan akhwat juga?”
Mr.D : “Yah…kamu kan beda..!”
Aku : *Zzz…!*

Kejadian 5:
E+F : *Melihat beberapa perempuan mengangkat kursi* “eh, sini-sini biar kita yang ngerjain aja!”
Beberapa perempuan : “Makasih…!” sambil memberikan kursinya.
Aku : *Mengangkat-angkat meja* “Kak, bisa tolong bantu ngangkat ini gak?”
E+F : “Eh, kiarin bisa ngelakuinnya sendiri!”
Aku : *Zzz…!*

Zzz..! Ya, ujung-ujungnya selalu begitu. Heran. Udah berapa kali ngalamin hal-hal semacam yang di atas. Dan bingung, sebaiknya harus bahagia atau berduka. Yah, ada yang bilang ini pengaruh hormon. Tapi, kalau aku sendiri menganggap ini hanya masalah kebiasaan saat bergaul saja. Memang, dari kecil aku lebih banyak bermain dengan anak laki-laki ketimbang dengan perempuan. Bukan karena gak punya teman perempuan, tapi aku yang masih kecil dulu agak kurang suka sama sikap anak perempuan kebanyakan yang gampang nangis dan sukanya ngomongin cowok kalau lagi ngobrol. Belum lagi, sedikit-sedikit ngomongin soal penampilan. Gak tahu kenapa, aku waktu kecil yang hobi manjat pohon agak kurang tertarik saja dengan bahasan-bahasan seperti itu.
Selain itu gak tahu kenapa di masa ku kecil dulu, jarang sekali ada anak perempuan yang mau dengan gampangnya diajak olaharaga. Gak harus manjat2 atau main bola sih, tapi tiap diajak lari pagi atau bersepeda pun dulu bener-bener susah nyari temen perempuan untuk diajak melakukan hal itu bersama. Ujung-ujungnya, sama laki-laki lagi deh!
Tapi entah kenapa, justru gak jarang juga sampai sekarang pun dapat teman kebanyakan laki-laki. Bahkan kalaupun perempuan, ternyata malah yang berasal dari spesies yang sama pula. Hahaha.
Gak jarang juga aku pun diperlakukan gak seperti perempuan kebanyakan. Kadang iri juga. Tapi, kadang bangga juga (mungkin karena kepedean). Ya, bangga karena aku bisa jadi dianggap bisa menyelesaikan beberapa hal tanpa ketergantungan dengan peran laki-laki yang berlebihan. wets, tapi aku masih perempuan tulen kok!
Biarlah. Aku ini unik dengan segala keunikan yang kupunya. Kurang dan lebihnya itulah aku. Begitupun kalian. Semua hadir dengan keunikannya masing-masing. Dan berbanggalah dengan diri kalian. Bukan kebanggaan yang menyesatkan. Namun, kebanggaan bahwa betapa berharganya diri kalian. Berharga karena kalian unik dan hanya satu-satunya di dunia. Keberhargaan itu pun tak akan bernilai ketika kita lupa akan fitrah yang telah dianugerahiNya padamu. Jadi, jalani dan syukuri saja :)